Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

24 Januari 2009

REVOLUSI pilihan akhir setelah REFORMASI

Rasa yeri satu titik diperut sebelah kanan kalau orang jawa bilang suduken mulai saya rasakan ditahun 2006, kemudian muncul benjolan ketika saya tanyakan banyak teman bilang tedun atau hernia atau turun berok. Banyak yang menyarankan tidur dengan kaki diatas dan atau benjolan dinaikkan sendiri nanti akan pulih, saran ini saya coba tetapi ternyata tak membuahkan hasil.

Dua orang tukang pijit bayi sudah saya datangi juga tidak membuahkan hasil maka dokterlah tempat terakhir saya bertanya menurut dokter Puskesmas Ngaglik tindakan paling baik adalah operasi. Mendengar operasi miris hati saya, maka saya cari lain ke dokter RS PKU sama jawaban, saya cari lain ke dokter RS Sarjito sama jawabannya, ke Klinik Penyakit Dalam Sinduadi sama pula jawabannya begitu pula dua dokter lain yang saya tanya sama jawabannya.

Saya masih bertahan tak mau operasi saya searching di dunia maya ada dua alternatif jawaban yaitu operasi atau selama bisa dikembalikan maka dikembalikan. Cara kedua yang saya pilih yaitu REFORMASI, setiap hari saya memakai celana sporter dan apabila hernia turun saya kembalikan berjalan lebih dari satu tahun. Hasil yang didapat hernia yang turun makin besar makin besar, segala aktifitas saya menjadi terhambat.

Akhir Desember 2008 setiap hari perut saya sakit, perkiraan mag maka saya belikan obat sakit mag di toko, tetapi tidak menyelesaikan masalah.

Senin, 5 Januari 2009 saya ke RS Sarjito dan kata dokter harus operasi, apa boleh buat hari itu saya masuk bangsal, akhirnya REVOLUSI yang dipilih darah harus mengucur pada Jumat 9 Januari 2009 demi kebaikkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada tanggal 5 – 12 Januari 2009 saya menginap di Bangsal Dahlia I kamar 9 lantai 3 Rumah Sakit Sarjito Yogyakrta dan mendapat tindakan operasi hari Jumat tanggal 9 Januari 2009. Alhamdulillah saat sekarang ini telah pulih seperti sedia kala dan semoga akan lebih baik dikemudian hari, maka dengan ini saya mengucapkan banyak terima kasih atas doa yang dipanjatkan, pemikiran yang disampaikan serta sumbangan materi yang diberikan, semuanya tak terhingga nilainya. Semoga semua itu dicatat sebagai amal sholeh dan seluruh kebaikkan yang telah diberikan kepada saya akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih saya ucapkan kepada ;

1. Rumah Sakit Sarjito Yogyakarta
2. Keluarga Besar Yayasan Silaturahmi Pecinta Anak-anak Yogyakarta.
3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Budi Mulia Yogyakarta.
4. Keluarga Besar Gama Informatika Yogyakarta
5. Keluarga Besar Jogja View
6. Keluarga Besar Magistra Utama Yogyakarta
7. Pengurus dan Warga RT 01 RW 37 Sedogan Sinduharjo Ngaglik Sleman
8. Pengurus Takmir dan Jamaah Masjid Darul Muttaqin Yogyakarta
9. Pengurus dan Jamaah Pengajian Nur Hidayah
10. Keluarga Besar BBTKL Departemen Kesehatan Yogyakarta
11. Keluarga Besar Trah Mbah Muberi
12. Keluarga Besar Trah Mbah Marto
13. Keluarga Besar Webs Indotama
14. Keluarga Besar Multi Media Creation Advertising
15. Family Londry
16. Keluarga Besar Turindo Tour and Travel
17. Keluarga Besar Wisma Claretian Ganjuran Yogyakarta
18. Bapak Djani Sudjianto dan Ibu
19. Bapak H. Sunarji dan ibu
20. Ibu Ana Hidayati, SE
21. Galuh Rafi Anindita
22. Lazuardi Bakhis Bari’
23. Dewi Anita Rosidaningrum, S.Pt
24. dr Tri Bambang Atmaja
25. dr Barry Arieh Paba
26. dr Agustina
27. dr Fahmi
28. Surya Wijaya
29. Wisha Safari Ramelan, Ss
30. Windy Hisni Perdanasari
31. Bapak Mahendra Birawa SE
32. Bapak Adib
33. Bapak Sukamto dan ibu
34. Ibu Asri Spd
35. Heddy
36. Bapak Supriyadi
37. Iim Hilman
38. Tito Afif
39. Bapak Muthoha
40. Andre Sahyan
41. Bapak H Bambang Ramanto, MT
42. Ibu Hj. Emmy Indjatmiati, M.Si
43. Bapak Sunarto
44. Ibu Ida Sidiq Ashari
45. Bapak Sudir
46. Ibu Tris
47. Ibu Mugi Gunandir
48. Bapak A. Sayuno
49. Bapak Masodiki S.Ag
50. Ibu Henny Rosilawati, S. Ag
51. Bapak Jumiardi dan ibu
52. Bapak Drs. H. Asman Lukman dan ibu
53. Bapak Nahar Cahyandaru, S Arch dan ibu
54. Ibu Warjiyah
55. Ibu Sugeng
56. Bapak Bambang Subagyo dan ibu
57. Ibu Umiyatun SE
58. Ibu Nanik Karseno
59. Bapak Nyono Isworo
60. Ibu Tri
61. Ibu Nana
62. Ibu Tini
63. Ibu Amik
64. Ibu Nelly
65. Bapak Ary
66. Bapak Muhammad Cholid
67. Bapak Dwi Frida Harjanto, ST
68. Bapak Muslimudin Setyawan dan ibu
69. Bapak Jimmi Hendrayadi, SE
70. Bapak Drs. Sidiq Ashari
71. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muhjidin Mawardi, M. Eng
72. Bapak Drs. H Subandoro
73. Bapak Subardi
74. M. Hafid Muslim S.s
75. Ibu Nurhayati, M. Kes
76. Bapak Eddy Suwandi, M.Kes
77. Bapak Udi
78. Bapak Mardiansyah, S.Kom
79. Bapak Bambang
80. Ibu Erna
81. Roni Suryo Widagdo
82. Bapak Khosim Kepala Desa Kuripan Garung Wonosobo
83. Bapak Mukhas Kepala Dukuh Kuripan Garung Wonosobo
84. Probo
85. Ibu Ning Khosim
86. Ibu Amin
87. Bapak Panjang
88. Bapak Joko, S Ag
89. Ibu Sareh Purnomo
90. Ibu Tini Kiswanto
91. Bapak Biyat Suyanto
92. Ibu Masiyem
93. Bapak Ir Purwanto Suwignyo
94. Bapak Bejo Kiswanto
95. Ibu Ummi
96. Sudarwati, Spd
97. Yudhi Wahyudin, S.Ag. M.Ag
96. Seluruh handai taulan yang tak dapat disebutkan namaya satu persatu.

14 Juni 2008

Sang Lurah telah bangkit















Pada hari Sabtu, 14 Juni 2008 Lurah Kuripan Garung Wonosobo Bapak Muh. Kosim silatrahmi ke rumah saya bersama rombongan yang terdri dari Bu Ning istrinya, Probo dan Aang putranya, mantan Lurah Bapak Muhtoyin (baju batik berpeci) dan saudara-saudara lainnya. Pada hari itu wisuda Aang yang kuliah di Universitas Muhaammdiyah Yogyakarta.


Sebagai motivator diberbagai pelatihan saya sangat berkeinginan sekali dapat mengorek kemampuan "nata ati" dan "kekuatan untuk bangkit kembali" Pak Lurah Kosim, karena dulu beliau sebelumnya pernah turun dari jabatan lurah dengan tidak hormat, dan suatu ketika pernah bicara kepada saya : "saya ingin menjadi lurah kembali untuk membersihkan nama yang tercoreng" dan dia mampu wujudkan, inilah yang ingin saya pelajari, baik untuk saya pribadi juga akan saya sampaikan kepada semua saja untuk menjadi bahan perenungan "bagaimana bangkit kembali dari keterpurukan".

10 Mei 2008

Lazuardi Bakhits Bari'

Anakku kedua lahir sama seperti kakanya
di Rumah Sakit Sarjito Sleman Yogyakarta
27 Maret 2002 pada pukul 11.00 WIB.
Lazuardi sama dengan permata,
Bakhis sama dengan selamat dan
Bari’ adalah beruntung.
Nama ini juga doaku
semoga permataku yang kedua ini
kelak menjadi orang yang diselamatkan
dan mendapatkan keberuntungan
dunia akherat
dari Sang Kholiq,
amin.

Galuh Rafi Anindita

Anakku pertama
lahir di Rumah Sakit Sarjito Sleman Yogyakarta
27 November 1998
pada pukul 23.00 WIB.
Galuh artinya putri, intan, permata
nama ini biasanya dipakai putri-putri raja Jawa Timur
dijaman kerajaan Kadiri
selalu memakai nama Galuh.
Rafi dari Arrafi adalah asmaul husna artinya yang mulia
dan Anindita adalah sempurna.
Nama Galuh Rafi Anindiata
dengan maksud doaku untuk anakku
semoga putriku, permata hatiku
akan mendapatkan
kemuliaan sempurna dunia akherat
dari Sang Kholiq, amin

07 Mei 2008

Jimmi Hendrayadi, SE


Jimmi adikku nomer lima
dengan istrinya Nia
teman kuliahnya
di Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta.
Foto ini usai akad nikah 24 Juni 2007
di Masjid Kampus UGM

Henny Rosilawati, S.Ag.


Adikku nomer empat
dia kini menjadi guru
di SD Muhammadiyah Sleman,
anaknya satu perempuan dipanggil Biru suaminya panggilannya Diki

Imam Sholikin Effendi

Kini anaknya dua istrinya orang Blitar jadi Bidan, dulu waktu remaja walau jauh antara Tulungagung Yogya kami sering bermain bersama karena dia anak Pakde Nasrun kakak bapak.

Profesinya Polisi, bisnisnya bersama Mas Kambali kakak iparnya suami mbak Anik yaitu PJTKI yang sangat marak disana dan menurut informasi penghasil devisa tertinggi di Tulunagung sehingga perijinan disana mudah.

06 Mei 2008

Ultah Ardi ke 6



Ultah Ardi diselenggrakan sederhana dirumah dan kerluarga, 27 Maret 2008 bersama eyang kakung, eyang putri, bapak, ibu, mbak galuh, temannya reza, tri, isti dan beberapa yang taka nampak di gambar.

16 April 2008

Peringatan

Rabu, 16 April 2008
Pukul 11.00
mendapat telepon untuk jemput istri, pada saat itu saya sedang menerima tamu Bapak Rojingun Bendahara Takmir Masjid Darul Muttaqin Banteng Tiga, beliau minta cap masjid untuk laporan keuangan bulanan.


Setelah selesai urusan saya meluncur ke BBTKL, dijalan Wonosari dekat lampu perempatan pertama dapat telpon lagi dari istri tak jadi di jemput ada tamu Irjen harus menemui di Dinas, saya pun balik. Belum merselang lama ditelpon lagi di suruh tunggu saya pun balik lagi nunggu di depan kantor pos, telpon berdering lagi tak jadi disuruh pulang.

Aku pun meluncur ke jemput Ardi pulangnya mampir Turindo urus order tiket dari pastoran dan depkes sampai jam satu total mendekati empat juta.

Pukul 13.30
istri datang diantar mobil kantor kemudian cerita kalau sewaktu berangkat kerja kecelakaan ketika mau belok mau naik jembatan layang nabrak badan jembatan, jatuh. Katanya kemudian telpon kantor dan ditolong satpam, motor rusak dan badan tak apa-apa hanya dada sakit kena stang.

Pukul 16.00
Jemput Galuh langsung ke Susmono antar pesanan tiket, sebelum menjemput hadir pada pertemuan di SPA bahas membentuk EO dengan Andang, Isa dan Katri, belum juga final sebab tergantung Katri sebagai kepala kantor pemegang struktur formalnya.

Pukul 17.00
Antar pijat ke Pak Kayat Nagbean Kulon dia ahli pijat urat, pulangnya hujan lebat campur angina nekat nglebus.

Pukul 18.00
Beli baceman kepala ayam untuk lauk di Warung Wedang pak Yanto Lima ribu dapat tiga potong dan dua bungkus wedang jahe

10 April 2008

Akhirnya Bisa

Telah mantap pagi itu Senin, 31 Maret 2008 istriku berangkat kerja sendiri dengan mengendarai sepeda motor dinasnya jatah dari kantor BBTKL dimana dia bekerja, sebenarnya motor itu sudah diperolehnya enam bulan yang lalu hanya saja istriku belum bisa mengendarai sepeda motor bahkan sepeda pun tak bisa. Dengan motivasi yang kuat terutama akan ditariknya kembali sepeda motor dinas itu jika tidak dipakai untuk transportasi kerja, maka rajinlah istri bejar sampai bisa dan akhirnya dapat naik sepeda motor sendiri seperti sekarang ini.


Setelah tidak lagi antar jemput, yang rata-rata pulang balik ketika mengantar maupun menjemput membutuhkan waktu total 3 jam maka berarti saya sekarang ada waktu 3 jam sehari yang harus dialihkan fungsinya sehingga tidak pasif dan bermanfaat. Untuk sementara, waktu itu saya gunakan untuk membangkitkan kembali kebiasaan saya yang sudah agak lama ditinggal yaitu menulis, tetapi apabila order ramai maka waktunya tentunya lebih leluasa sehingga lebih optimal hasilnya.

Dari sisi lain waktu bersama menjadi berkurang, kalau selama ini istri kerja dari pagi samapi sore bahkan malam sehingga sampai rumah sudah capek dan tak ada gairah beraktifitas apapun lagi kecuali hanya tidur. Ketika masih antar jemput paling tidak selama di perjalanan menjadi waktu yang leluasa untuk bicara kalau sekarang harus mencarai-cari waktu yang pas karena sayapun sudah capek beraktifitas seharian salah-salah emosi yang ada karena sama-sama capek.

Akan tetapi dengan selalu berpikiran positif tentunya ada rencana yang terbaik dari Sang Dalang untuk kami semua, baik saya, istri, anak-anak masa kini maupun yang akan datang.

27 Maret 2008

Ultah Ardi ke 6

27 Maret adalah hari ulang tahun Ardi dan tahun ini adalah ulang tahun ke 6, untuk tahun ini entah dari mana idenya minta dirayakan di sekolah, mungkin melihat temannya ada yang dirayakan disekolah. Oleh ibunya dirayu dirayakan tapi di rumah saja nanti tetap dibelikan tarat, anaknya setuju, karena anaknya selama ini akomodatif tidak terlalu menuntu seandainya punya keinginan selama kita bisa memeberi argumn yang tepat.
Dua sore saya bersama istri dan galuh serta ardi survey sepanjang jakal dan jalan affandi dari mirota kampus, mirota gejayan merdeka leaf dan entah mana lagi, anaknya ada yang cocok sebab pada roti ada power rangersnya tapi harga tiga ratus ribu " wah terlalu mahal", "berapa to bu?," "tiga ratus ribu", "uangnya banyak ?", " nanti kita cari yang murah dan dihiasi sendiri naruto, khan sama saja" , "ya deeeh" nakanya setuju.
Maghrib sepulang jamaah di masjid saya mikir wah ini tak ada anggaran, akhirnya saya coba cari amplopan yang belum dibuka, menjadi kebiasaan saya apabila mendapat amplop apapun yang sifatnya insidentil tidak langung dibuka tapi di simpan digunakan sewaktu emergency. Benar saya ambil tas dan buka di sela-sela map tiket saya pilih amplop dari gama informatika , saya serahkan galuh untuk membuk,disobeknya "waaaah" ternyata isisnya empat ratus ribu, saya tak percaya kok amat banyak karena proyek itu saya takl banyak kerja. saya telpon kampus gama informatika tanya nomer hp mbak umi yang dulu nyerahin amplop katanya benar tak salah. Alhamdulillah uang saya serakhan istri seratus saya ambil rencana untuk beli ram komputer.
Usai makan malam dan sholat isa' saya dam istri belanja snsak untuk keperluan ultah di Pasar Kolombo. Esoknya usai sekolah ardi pilih tart di pasar kranggan bersama saya dan ibu saya ajak takut rotinya rusak dan ardi ngantuk kalau dijalan. Saya yang bayar yaah tak jadi beli ram uang untuk beli tart. memang ini rejeki ardi sudahlah nanti ada rejeki lai.
Sore ultah yang diundang cuma serumah saja kakung, uti, awik, tata, saya, ibunya, isti dan reza taman main, tak jadi biru dana mimi karena kebetulan sore itu jujan lebat disertai angin dan petir, jadi mereka ditelpon tak usah datang saja hujan deras, mereka mau datang minggu. Acara berlangsung lancar penuh kesederhaaan.
Inilah yang dikatakan bahwa rejeki sebenarnya sudah ditata Allh tak perlu risau, selama ini saya kalau mau punya hajat alhamdulillah tercukupi walau tak punya tabungan, semua selalu dicukupi oleh Allah entah dari mana datangnya semua itu tapi pasti ada. Akan tetapi manajemen hati atau menata hati yang belum bisa total selama ini masih sering ada kerisauan, diumurku yang sudah seharusnya mapan dalam penataan hati ternyata masih selalu proses, dan entah sampai kapan. Harapanku semoga proses kepasrahanku bisa total dan happy ending husnul khotimah amin.

26 Maret 2008

Festival 1000 Pedagang Mie dan bakso

Sabtu, 22 Maret 2008 aku bersama istri dan kedua anakku Galuh dan Ardi ke Jogja Expo Centre mendatangi Festival 1000 Pedagang Mie dan Bakso, liburan panjang dan makan gratis yang medorong kami kesana. Berita ini saya peroleh dari koran yang kemudian saya ceritakan kepada istri. Di koran diberitakan untuk ikut bisa ambil vhocher dibeberapa tempat ditentukan, langsung istriku angkat gagang telpon menelpon tempat pengambilan vhocer ternyata sudah banyak yang habis katanya karena memang hari itu sudah hari jumat dan korannya hari rabu, dari sekian tempat ada yang meginformasikan alamat tertentu awalnya dijawab habis, kemudian istri telpon ulang memprkenalkan diri bahwa dia pegawai BTKL, eee kok langsnng di katakan masih bahkan siap mengantar. Akhirnya vhoucer diantar 10 lembar, ketika mengantar pengantar memperkenalkan diri sebagai panitia dan dia sendiri pegawai BPR Arta ?. (lupa)
Voucher saya amati kertas bagus, cetakan bagus, acara tercantum semua bagus temasuk jadwal pengambilan jatah makan dibagi beberapa gelombang, sistematikanya bagus. Pada tataran pelaksanaan jauh dari rencana terutama makan gratisnya, karena saya datang jam 13.00 disitu banyak sudah pedagang yang dagangannya sudah habis ludes. Terutama dibagian pintu masuk. Saya coba amati ternyata jadwal tertera pada vhocher tidak berlaku, setiap pengunjung langsung bisa makan tidak harus sesuai jadwal tidak hanya itu tidak bawa vocher pun bisa pesan, bahkan bisa membungkus. Tidak sedikit pengunjung datang pesan membungks lebih dari satu bungkus di satu pedagang dan pesan lagi di pedagang yang lain. Rupanya ini yang menjadi sebab belum selesai acara sesuai jadwal tapi dagangan habis ludes sehingga pengunjung akhir tak mendapat bagian.
Ketika menikmati bakso saya mecoba merenung sebenarnya perencanaan festival ini sudah baik tapi hanya baru pada tataran perencanaan yaitu baik diatas kertas, perlu dievaluasi agar yang akan datang lebih baik. Bukankah kejadian seperti ini adalah sesuatu yang lazim diseluruh segi kehidpan di negara kita, atau bahkan bisa disebut membudaya, budaya yang perlu dievaluasi. Kondisi negara kita kurang lebih hampir mirip dengan festival ini banyak perarturan yang ada sudah baik tapi baru hiasan sehingga kondisi negara scara umum memprihatinkan sembako melonjak tak terjangkau rakyat yang berakibat banyaknya penyakit, kriminalitas merebak, korupsi tak tertahankan baik oleh pejabat, rakyat bahkan ulama pun ambil bagian dan entah apa lagi.
Siapa yang harus bertanggung jawab atas semua ini, saya pikir kalaupun kita setiap warga negara secara sadar mencoba belajar mencipta budaya baru yang lebih baik dari yang sudah semua pasti akan bisa berubah, karena peraturan sebaik apapun tergantung si pelaku seperti apa yang dikatakan oleh UUD 45. Bagaimana ?....... setuju!

Merebut Masa Depan

Masa depan sukses pasti menjadi impian setiap orang, berbagai cara diupayakan untuk mencapainya. Standard tentunya sudah ditentukan lebih a...