10 April 2008

Kepemimpinan Spiritual ala Kyocera

Kyocera Corp. nama ini sangat asing bagi kita karena perusahaan yang berkantor pusat di Tokyo ini tak pernah berpromosi secara besar-besaran., tak ada sesumbar tetapi geliat usahanya mencengangkan.

Kyocera merupakan singkatan nama dari Kyoto Ceramic ini merpakan perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi komponen teknologi tinggi (hitech) keramik sintetik. Dengan penjualan mencapai 3,2 milyar dolar, mereka telah menjadi pemimpin pasar dalam produksai dan penjualan microchip computer. Penguasaan mencapai 65 persen. Sekitar 30 poersen dari produknya dilempar ke AS, karena di sana ada Intel dan Advance Micro Devices.

Ada beberapa hal yang menarik dari Kyocera ini :

  1. Kyocera seperti perusahaan Jepang lainnya, keunggulan kompetitif mereka adalah kemampuannya untuk membuat produk berkualitas tinggi secara cepat dan berharga lebih murah dari kompetitornay. Tapi mereka sekaligus juga mematahkan kebiasaan perusahaan Jepang yang tampak ingin memebentuk Japan Inc. Mereka justru menyertakan orang asing dalam dewan direksinya. Cabangnya di San Diego, praktis dijalankan oleh orang-orang AS.
  2. Kyocera lebih suka merekrut dan menggaji karyawan sekolah teknik kelas dua ketimbang merekrut lulusan sekolah bergengsi. Menurut pendiri perusahaan, Kazuo Inamori, karyawan dari sekolah kelas dua itu akan bekerja lebih keras, karena mereka senang diberi kesempatan bekerja di perusahaan top.
  3. Kazuo sang pendiri memeberi contoh pada semua karyawan bahwa dia tak segan untuk bekerja sampai begadang untuk masalah detil. Pada wal tumbuhnya , kazoo menghabiskan sebagian besar waktunya di lantai perancangan, dan secara pribadi melihar dapur pengolahan dan pencampuran bahan baku. Tak heran kalau Kazuo dijuluki sebagai MR.A.M karena sangat bekerja sampai pukul 03.00 bahkan 04.00 dini hari.

    Kerja keras seperti itulah yang akhirnya memeberikan andil besar dalam pemenangan kontrak pertama yang krusial, dengan Texas Instruments. Kala itu mereka membuat bungkus chip merupakan pekerjaan gabungan antara seni dan sains, dimana harus dilakukan pembakaran sampai 18 jam pada temperature 1.600 derajat Celcius.

    Apa yang menjadi rahasia sehingga bisa mendapat kontrak itu?, Kazuo mengatakan :" Kami mendapatkan kontrak karena kami begitu dalam melakukan pencampuran dan pembakaran, sebab orang-orang puncak perusahaan turut menghabiskan waktunya didepan dapur pembakaran dan mereka mengontrol setiap variasi yang ada dan menjaga konsistensi kualitas produk."

    Seperti yang diceritakan dalam otobigrafinya Kazuo yang menjadi kunci keberhasilannya bukanlah pada tingginya pemahaman tentang teknologi. Melainkan lebih pada energi spriritual pekerjaannya.

    Ketika diwawancarai oleh Bussinnes Japan Kazuo mengatakan;" Saya merasa kekuatan enterprise ditentuakn oleh jumlah pekerja yang secara sungguh-sungguh memahami kualitas spiritual yang mampu membuat suksesnya bisnis. Inilah mengapa saya selalu berusaha keras untuk menurunkan pemikiran ini pada mereka. Waktu saya lebih sering terisi untuk menjalin hubungan in. daripada mengurusi problem teknologi yang menjadi perhatian pabrik keramik."

    Kazuo mendorong karyawannya untuk selalu mencapai tingkatan performa yang lebih tinggi melalui Kazossm. Termasuk disini melalui beberapa pernyataan seperti "Perusahaan akan mengalami penurunan apabila tidak melakukan hal-hal yang ofensif."

    Dalam hal bisnis, Kazuo membayangkan dirinya sebagai pilot Kamikaze (suatu terminologi yang dipakai untuk menggambarkan keberanian Jepang untuk terbang bunuh diri menghantam musuhnya selama PD II) seperti keinginannnya dulu. Dengan prinsip itu dia mendedikasikan hidupnya dengan melakukan kejutan maneuver-manuver ofensif dalam arena marketing, yaitu sama rasanya seperti arena militer baginya.

    Kazuo berkeyakinan bahwa untuk perusahaan yang masih baru maka para karyawannya akan memiliki semangat kerja yang tinngi dengan disiplin bergaya militer. Tatkala perusahaan tumbuh besar, top manajemen tetap harus memeperhatikan pemeliharaan energi karyawan ini. Dengan pandangan Kazuo ini kendali spiritual yang hadir di Kyocera sampai sekarang tak menjadi lemah. Kenyataannya inilah yang memnbedakan Kyocera dengan perusahaan lainnya baik Jepang AS maupun yang lain.

    Kazuo mengimplementasikan kendali spiritual dengan berjuang keras secara efisien. Dia bersikeras membuat seluruh karyawan bekerja mempertahankan prestasi dan menurunkan biaya dan menawarkan tingginya kualitas kerja. Memang masa istirahat tak pernah terjadi di Kyocera San Diego, sebagi kompensasinya, perusahaan menghargai tinggi loyalitas para karyawannya.

    Semua maneuver yang digelar Lazuo itu tak akan jalan kalau saja tak ada semangat spiritual dari karyawan. Itulah yang kita dapat petik dari Kyocera

Tidak ada komentar:

Merebut Masa Depan

Masa depan sukses pasti menjadi impian setiap orang, berbagai cara diupayakan untuk mencapainya. Standard tentunya sudah ditentukan lebih a...