01 Juli 2008

ICT untuk Meningkatkan Daya Saing UKM

Sumber daya manusia dan teknologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam membangun kesuksesan usaha kecil menengah (UKM). Sebuah tulisan Apip Hadi Susanto, mahasiswa Magister Management Universitas Padjajaran di tahun 2005 memuat bahwa keefektifan pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting untuk meningkatkan daya saing UKM. Menurutnya SDM dan Iptek merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, dimana SDM sangat dibutuhkan untuk pengembangan pengetahuan atau penyerapan teknologi artinya agar UKM bisa mengembangkan teknologi sendiri dalam hal harus ada keterampilan dan kemampuan tenaga kerja dan pengusaha UKM untuk menyerap pengetahuan dan teknologi

Menurut Apip dalam tulisan tersebut, adapun ilmu pengetahuan dan teknologi diciptakan dari knowledge perorangan yang harus dikelola agar menjadi knowledge perusahaan, yang akhirnya knowledge tersebut menjadi aset perusahaan UKM. Dipaparkan lagi, knowledge merupakan pengalaman, informasi tekstual dan pendapat para pakar pada bidangnya, oleh karena itu suatu perusahaan usaha kecil menengah akan berkelanjutan apabila menggunakan informasi atau pengalaman tersebut guna terciptanya kompetensi UKM. Apabila pengetahuan tersebut dikelola dengan efektif dan efisien maka akan terjadi suatu knowledge konversi dari tacit ke tacit atau ke exflicit melalui sosialisasi, eksternalisasi dan kombinasi.


Sebuah organisasi, perusahaan, atau masyarakat, atau bahkan sebuah negara dan bangsa, dapat bekerjasama jika memiliki pengetahuan bersama yang tertanam di benak masing-masing anggotanya dan terwujud dalam praktek-praktek yang melibatkan semua anggotanya. Tanpa pengetahuan bersama itu, tidak akan ada pengetahuan sama sekali yang dimiliki siapapun diantara mereka. Jika yang terakhir ini terjadi, maka yang tampak adalah kebodohan belaka, walaupun masing-masing orang mungkin mengklaim bahwa diri mereka berpengetahuan.

Teknologi mengandung dua dimensi utama yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni ilmu pengetahuan (science) dan rakayasa (engineering). Perwujudan dari teknologi dapat berupa teknik, metode, cara produksi, serta peralatan atau mesin yang dipergunakan dalam suatu proses produksi. Secara kongkrit teknologi mempunyai empat komponen penting, yakni perangkat teknis, perangkat manusia, perangkat informasi, dan perangkat organisasi. Oleh karena itu, kemampuan sebuah perusahaan usaha kecil dan menengah dalam penyaerapan dan penerapan ilmu pengetahun dan teknologi dapat dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari keempat komponen teknologi tersebut didalam teknologi perusahaan.

Seperti yang dikutip Apip dari Ghaut hama (1999), keempat komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Perangkat manusia (SDM), yakni penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, prilaku, serta etos kerja.
  • Perangkat teknis antara lain mesin dan peralatan yang diciptakan atau direncanakan untuk peningkatan nilai tambah atau produktifitas.
  • Perangkat organisasi yang memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja dan produktifitas terhadap organisasi.
  • Perangkat informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi yang diterapkan antara lain yang menyangkut dasar-dasar ( database), yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pemanfaatan pengetahuan dan teknologi.

Tulisan tersebut juga memaparkan salah satu kendala yang serius yang dihadapi UKM dari hasil beberapa studi, yaitu rendahnya kualitas SDM dalam produksi. Latar belakang pendidikan pengusaha pada umumnya masih rendah, sehingga sulit memahami atau menguasai teknologi yang diperlukan dan sulit menerima atau beradaptasi dengan proses pembaharuan akibat perkembangan iptek yang sangat cepat. Hanya sebagian kecil saja yang pernah mengikuti pelatihan teknis dan manajemen, padahal keberlangsungan aktifitas atau proses dalam pabrik, misalnya untuk membuat komponen otomotif, diperlukan suatu pelatihan yang merupakan suatu keharusan bagi perusahaan.

Menurut catatan dari Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, tulis Apip, permasalahan dalam penerapan/pengembangan iptek di UKM dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yakni masalah-masalah internal (yang dapat dipengaruhi oleh pengusaha) dan masalah-masalah eksternal bagi pengusaha adalah given).

Masalah-masalah internal antara lain adalah :

  • Kesadaran dan kemauan pengusaha untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di Perusahaan masih sangat terbatas,
  • Keterbatasan modal untuk melakukan perbaikan/peningkatan teknologi,
  • Kurangnya kemampuan pengusaha untuk memanfaatkan peluang usaha,
  • Lemahnya akses dan terbatasnya informasi tentang sumber teknologi dan pengetahuan tertentu.

Sedangkan masalah-masalah eksternal adalah sebagai berikut:

  • Sebagian besar hasil litbang yang ada hingga saat ini bukan yang diperlukan oleh UKM,
  • Proses alih teknologi kepada UKM belum optimal, antara lain keterbatasan tenaga pendamping di lapangan,
  • Publikasi hasil-hasil litbang masih terbatas dan penyebarannya belum menjangkau UKM di seluruh wilayah,
  • Skim pembiayaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk pembelian mesin-mesin baru untuk UKM masih terbatas misalnya sistem leasing dan sewa beli mesin/peralatan di satu pihak masih terbatas, dan dipihak lain belum banyak dimanfaatkan oleh UKM karena tidak kompetitif.

Dari studi organisasi pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa organisasi menciptakan dan menggunakan informasi dalam tiga tahapan, yaitu:

  • Perusahaan/organisasi mengintepretasikan informasi tentang lingkungan untuk mendapatkan arti tentang apa yang terjadi dan apa yang dikerjakan perusahaan tersebut;

  • Mereka menciptakan knowledge baru dengan mengkonversikan dan mengkombinasikan kepakaran dan pengetahuan (know-how) dari karyawannya agar dapat belajar dan berinovasi;

  • Mereka memproses dan menganalisa informasi untuk memilih dan commit melakukan kegiatan yang sesuai dengan tindakannya.

Di bagian akhir tulisan Apip memaparkan Model Skandia memberikan penekanan kepada pentingnya “human capital” dalam konteks organisasi atau komunitas, istilah ini bisa dipakai dalam pengertiannya sebagai “intellectual capital” yang mengacu pada pengetahuan dan kemampuan mengetahui ( knowing capability) dari sebuah kolektifitas sosial. Intellectual capital ini pararel dengan konsep human capital yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan kapabilitas yang memungkinkan seseorang bertindak dengan cara baru. Intellectual capital dengan demikian, merupakan sebuah sumberdaya penting dan sebuah kapabilitas untuk bertindak berdasarkan pengetahuan dan kemampuan mengetahui.

Penerapan ICT menurutnya, bisa memberi nilai tambah dalam komunitas bahkan dalam kehidupan sebuah bangsa. Dalam aspek mikro, penerapan teknologi ini dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing perusahaan, perbaikan pelayanan perusahaan maupun pelayanan publik dalam artian yang luas. Dalam komunitas komersial, penggunaan teknologi melalui aktivitas e-commerce ataupun e-bussiness mendorong aktivitas bisnis menjadi lebih baik.

sumber : wirausahacom

Tidak ada komentar:

Merebut Masa Depan

Masa depan sukses pasti menjadi impian setiap orang, berbagai cara diupayakan untuk mencapainya. Standard tentunya sudah ditentukan lebih a...