30 Maret 2008

Pilih Mendorong atau Bersalaman


Coba Anda berdiri dan berhadapan dengan seseorang. Satukan telapak tangan Anda dengan orang tersebut kemudian dorong sekuat tenaga. Ketika mendorong orag tersebut akan bereaksi mempertahankan posisinya, bahkan mungkin akan balik mendorong Anda dengan kekuatan yang dasyat.
Dengan posisi yang sama dengan diatas, cobalah Anda ajak dia beralaman, kemudian untuk lebih afdol tangan kiri Anda tepuk-tepuk pada bahu dia. Bersamaan dengan itu secara perlahan doronglah orang itu kearah yang Anda inginkan sedikit demi sedikit dan secara pelahan, dengan begitu dia merasa tidak didorong tapi dia sudah pindah dari posisi semula seperti kita inginkan.
Dua skenario yang diperagakan oleh pakar Sumber daya Manusia (SDM) Gde Prama itu mengambbarkan bahwa jika kita mengunakan pendekatan yang bersahabat, kta menjad lebh gampang mengatur orang. Sebaliknya jika pendkatan yang dilakukan berupa pemaksan, sekalipun kita atasan, akan sulit mengerakkan bawahan untuk saling bekerja sama.
Pendekatan “bersalaman” itu terasa makin penting dalam menghadapi klim bisnis yang senantiasa berubah. Dlam aliansi yang belakangan makin ngetren misalnya, praktek SDM ditantang untuk mengelola mansia yang notabene bukan anggota organisasinya. Jika dalam kondisi seperti ini dilakukan falsafah mendorong diatas, bisa berabe jadinya. Manajemen SDM semakin dipengaruhi oleh logika-logika interaksi antar unsu.r
Dari situ dapat dilihat bahwa pendekatan formal seperti gaa komando, controllabliy, dan sisdur secara perlahan akan tergusur. Pendekatan yang kan banyak dipakai adalah yang menekankan pentingnya interaksi (konpetensi interaktif) dan kolabrasi. “Gaya-gaya formal akan menjadi termuseumkan dan tergantikan gaya yang lebih demokratis”, kata Gde. Perilaku perusahaan yang masih sering memeperkosa perbedaan dngan sejumlah ancaman juga kan turut hangus bersamaan dengan waktu.
Memang mengubah gaya yang sudah telanjur karatan bukan pekerjaan mudah. Setiap orang yang punya kedudukan masih sangat senang mengelola kekuasaan, perahan hanya erjadi jika terjadi perubahan pada power enter. Kesalahan dalam membaca letak powre center dapat mengakibatkan gagalnya keinginan megembangkan suatu nilai baru dalam praktek SDM.
Kecuali itu perubahan nilai pada SDM juga sangat dipengaruhi base value (nilai kultural yang telah melingkupi perusahaan) yang sudah mejadi bagian didalamnya. Nilai-nilai juga merupaka hasil inteaksi dengan budaya masyarakat sekitarnya. Misalnya Pabrik Gula madukismo sangat dipengaruhi budaya Yogyakarta, pabrik semen Gresik sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa Timur, keduanya mempunyai perbedaan yang praktek SDM.
Alam kaitan inteaksi ini, perubahan yang juga harus dilakukan adalah mengubah cara pandang terhadap loyalitas karyawan. Soalnya sekarang ini loyalitas karyawan tidak kepada peusahaan melainkan lebih pada profesinya. Sehingga perusahaan yang tak inginSDMnya lari atau dibajak tak ada jalan lain haruslah menghargai keprofesionalan seseorang, bukan sekedar mengukurnya dengan lamanya waktu mengabdi di perusahaan
Jka perilaku perusahaan di Idonesia dala melakukan managing differiencies dan penghargaan profesi terhadap SDM-nya tak pernah baik maka akan segera jakrta yang selama ini banyak diserbu putra terbaik Indonesia , akan banyak dihuni SDM kelas dua, SDM kelas satunya dari lar negri.
Sekarang ini semakin berkembangnya bisnis dan makin langkanya profesiona, profesi tampaknya sudah mulai dihargai. Akuntan misalnya sejak deregulasi keuangan digelar menjadi profesi yang menggiurkan. Juga dokter terutama yan spesialis, dan wartawanpun pada beberapa media massa sudah menjadi profesi yang menjanjiakan.
Tapi bagaimanapun hebatnya keprofesonalan, pengembangan sangat tergantung dari perusahaan mengembangkan SDM-nya. Seperti tulisan semula apabila perusahaan mengembangkan dengan pendekatan interaktif dan koleoberatif dengan karyawan niscaya karyawan bersdia kalupun terpaksa beakit-sakit dahul.
Sebaliknya kalau perusahaan menggunakan pendekatan pemaksaan atas bawah, secara otomatis kaum profsional akan tergnggu ritme kerjanya, pendekaan yang kurang adaptif terhadap lingkunganpadagiliannyaakan merugikan perusahaan sendiri. “Kenyataan peruahaan adaptif lebih banyak yang berhasil dan sukses”.
Bersalamanlah jangan mendorong. OK

Tidak ada komentar:

Merebut Masa Depan

Masa depan sukses pasti menjadi impian setiap orang, berbagai cara diupayakan untuk mencapainya. Standard tentunya sudah ditentukan lebih a...